Jenis Penerbit Mayor dan Penerbit Indie

toko buku online

Setelah bergelut dengan proses-proses dalam menulis buku, tentu sebagai penulis hal paling membahagiakan ketika tulisan tersebut selesai. Setelah itu mencari-cari penerbit agar dapat dipublikasikan dan dinikmati oleh banyak pembaca. Tujuannya supaya tulisan kita dapat dibaca dan dinikmati oleh banyak orang. Apalagi jika tulisan kita dapat memberi manfaat bagi orang lain. Wah, tentu bahagianya bertambah bukan?

Usai naskah jadi dan siap dikirim ke penerbit buku, sebagai penulis Anda dapat menentukan kemanakah naskah Anda akan berlabuh. Dimana selanjutnya, strategi pemasaran akan menjadi ujung tombak supaya buku Anda diterima dan laku terjual.

Dengan demikian, kita perlu mencari informasi yang komprehensif terhadap penerbit yang akan kita tuju tersebut. Hal tersebut bisa kita lakukan melalui media internet atau dengan mendatangi langsung kantor penerbit yang bersangkutan. Bahkan kita juga bisa melihat kualitas sebuah penerbit novel (fiksi) ataupun buku pendidikan yang paling laris dibeli. Nah, langkah pertama Anda harus mengetahui jenis penerbit dahulu.

Penerbit Mayor

Penerbit mayor dimiliki oleh perusahaan penerbitan besar, punya nama dan modal cukup yang membuat para penulis berbondong-bondong mengirimkan naskahnya. Bukunya pasti berISBN. Pegawainya saja punya spesialisasi sendiri-sendiri. Ada yang menata letak, desainer, editor, marketing, produksi, distribusi, promosi, semua saling mendukung untuk membuat sebuah buku layak terbit, layak tayang di toko buku, dan layak jual. Selain penulis cuma setor isi, mengenai pemolesan dan percetakan diserahkan semua ke penerbit mayor, faktor ‘mejeng di toko buku’ juga jadi daya tarik utama.

Dicetak ribuan eksemplar, supaya bisa mengisi puluhan toko buku dalam jaringannya, boleh muncul di jaringan toko buku lain karena ada divisi distribusi yang dipercaya kehandalannya, plus tayang di website toko buku online. Belum lagi karena sekarang masanya buku digital, penerbit akan mendaftarkan versi digitalnya ke website buku digital.

Penerbit mayor akan mencetak buku secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eks atau minimal 1000 eks yang disebar di toko-toko buku seluruh Indonesia. Jika kita dapat menembus penerbit mayor, setidaknya kita telah dibantu distribusi buku ke seluruh Indonesia. Tidak heran jika ingin menembus penerbit mayor harus melewati berlapis prosedur sebelum menerbitkan buku. Persaingannya sangat ketat dan editornya juga tidak asal pilih naskah. Biasanya hanya naskah berkualitas saja yang lolos penerbitan. Hasilnya bisa kalian lihat sendiri di toko buku Gramedia, Togamas, dan toko-toko buku besar lainnya.

Ditambah kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menerbitkan buku kita. Meski begitu, secara hitung-hitungan royalti ataupun bagi hasil, mereka tentu akan lebih selektif kepada kita. Royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Penulis akan dikirimi laporan penjualan dan uang royalti tiap 3 atau 6 bulan sekali.

Meski begitu, menerbitkan di penerbit mayor juga memiliki kelemahan kelemahannya juga. Kelemahannya dari penerbit mayor ini yakni waktu tunggunya lama. Itupun jika naskah yang kita kirim ditanggapi ya, biasanya sih karena disetujui. Kalau cenderung dicuekin biasanya memang mereka tidak tertarik. Biasanya dari pihak penerbit mayor akan memberikan jawaban atau konfirmasi selama 3 bulan akan menanggapi. Karena kalau naskahnya benar-benar outstanding, langsung ada email mau menerbitkan kok, cuma dalam hitungan minggu. Bayangkan yang masuk ke redaksi ada puluhan naskah setiap hari, setiap naskah ratusan halaman, jadi wajar jika penerbit mayor tidak langsung menanggapi naskah Anda.

Tidak jarang banyak penulis akhirnya kecewa karena telah menunggu lama dengan penuh harap, terus dapat kabar dari penerbit naskah ditolak, dengan berbagai macam alasan. Sungguh, ini saat-saat yang terkadang bikin drop untuk lanjut menulis.

buku online

Apa sih penyebabnya naskah yang masuk ke penerbit mayor sulit sekali untuk disetujui? Jawabannya sudah pasti penerbit tidak mau rugi. Penerbit akan sangat mempertimbangkan temanya, lalu melihat peluang pasar. Jadi, setiap naskah Anda yang ditawarkan, apakah memiliki peluang pasar besar atau kecil. Dan masih banyak lagi pertimbangan lainnya.

Coba anggap saja naskah kamu diterima. Jangan bayangkan setelah naskah diterima urusan Anda sebagai penulis langsung selesai. Ketika naskah masuk, masih banyak tahapan proses lain. Salah satunya merevisi naskah. Editor buku sebagai editing naskah. Ditahap editing akan ada saja ditemukan bagian yang kurang menurut editor. Bukan hanya kualitas saja yang dipertimbangkan, tapi juga pasar. Hingga akhirnya naskah yang penerbit mayor terbitkan bermutu.

Penerbit Indie

Keluhan atas lambatnya tanggapan dan pengerjaan di penerbit mayor tentu membuat kita berpikir bagaimana caranya menerbitkan buku lebih efisien? Hal ini bisa kita siasati dengan memilih penerbit indie. Kalau penerbit yang satu ini sudah pasti prosesnya sangat cepat. Tidak perlu harus menunggu lama atau diseleksi terlebih dahulu. Karena sudah banyak diketahui kalau penerbit indie tidak perlu menyeleksi. Cuma tetap ada aturan yang sudah umum yaitu tidak mengandung SARA.

Apabila Anda memilih penerbit indie untuk menerbitkan naskah, maka Anda akan mendapatkan hasil penerbitan buku seperti yang diinginkan. Mengapa? Bebas antrian adalah salah satu jawabannya, penerbit buku indie akan lebih fokus untuk menerbitkan naskah yang kita miliki sesuai dengan yang kita inginkan, maka dapat diapstikan hasilnya sangat memuaskan.

Perbedaan yang cukup mencolok antara penerbit mayor dan penerbit indie yakni biaya. Karena memang pelayanan dari penerbit indie berbeda dari penerbit mayor. Anda akan diberi fasilitas yang fast respon dan sesuai keinginan Anda, maka ada hal yang harus dibayarkan juga.

Apakah Penerbit Indie Selalu Mahal?

Sepertinya tidak. Ada banyak alasan mengapa bisa mengatakan penerbit indie worth it untuk dicoba. Soal kualitas dan keperluan terbit, seperti ISBN, royalti, penerbit Indie juga akan memberinya. Hanya memang Anda harus benar-benar selektif untuk mencari penerbit indie yang terbaik. Salah satu yang bisa coba Anda coba yakni Penerbit Deepublish.

Penerbit buku Deepublish sebagai penerbit professional. Setidaknya sudah ada lebih dari 3.774 naskah yang diterbitkan, dan ada lebih dari 1.548 penulis yang menerbitkan buku. Jumlah tersebut secara tidak langsung telah menunjukan bahwa penerbit yang berlokasi di Sleman ini sudah tidak di ragukan lagi. Setiap hari, banyak penulis yang menerbitkan buku. Anda juga bisa menjadi salah satu dari penulis Deepublish.

Penerbit buku Deepublish dari segi pelayanan juga cepat tanggap. Setiap calon penulis yang menghubungi akan segera di follow up. Tim penerbit Deepublish akan membantu calon penulis, baik penulis pemula maupun professional untuk menerbitkan buku. Tidak sekedar menerbitkan buku, tetapi juga membantu menjawab dan mengarahkan terkait system penerbitan buku. Sebenarnya tidak hanya menawarkan kecepatan dalam respons dari tim, tetapi juga cepat dalam memproses naskah yang ingin diterbitkan secara cepat.

Meski cepat, setiap naskah yang masuk akan segera di proses oleh tim penerbitan Deepublish seefektif mungkin. Ketika pihak penulis dan pihak penerbit sudah bersepakat, maka naskah akan segera di proses, dan segera di proses ke percetakan. Sebagai penerbit professional, maka naskah akan masuk ke tahap layouter dari tim ahli yang telah disediakan penerbit buku Deepublish.

Soal ISBN, tentu Penerbit Deepublish akan membantu mengurusnya. Jangan khawatir, promosi dan distribusi buku, Penerbit Deepublish akan membantu menjual di marketplace. Penerbit buku deepublis memiliki fleksibelitas yang tinggi. Jadi klien bisa berdiskusi dengan tim khusus Deepublish. Di jamin, calon penulis akan merasakan rasa nyaman, dan bisa dijadikan kesempatan untuk membangun rasa kepercayaan.

buku buku

Hal ini juga diberikan untuk para penulis lama. Penerbit buku Deepublish juga memberikan fleksibelitas bagi penulis lama. Terkait keinginan untuk melakukan cetak ulang buku. Tidak hanya itu, Deepublish juga memberikan keleluasaan penulis untuk mencetak buku dengan jumlah eksemplar sesuai dengan keinginan penulis.

Paling sensitif memang soal royalty, nah di sinilah Penerbit Deepublish memberikan penawaran kompetitif. Sistem penjualan yang digunakan Penerbit Deepublish adalah secara Direct Selling. Artinya, teknik penjualan buku difokuskan ke kampus tempat penulis bekerja itu sendiri (pasar primer), dan kampus lain yang mungkin membutuhkan buku tersebut (pasar sekunder). Proses penjualan dapat dilakukan secara mandiri oleh penulis buku, dan juga dapat dibantu oleh sales agen tertunjuk untuk wilayah pemasaran primer buku tersebut.

Dari paparan artikel kali ini, apakah Anda masih binggung? Semoga tidak lagi. Setelah begitu banyak uraian yang dijelaskan mengenai penerbit mayor dan penerbit indie, baik kelebihan serta kekurangannya. Begitulah cara menerbitkan buku melalui penerbit mayor dan penerbit indie. Tentu saja hal tersebut menjawab kebingungan mengenai dimana Anda harus menerbitkan naskah Anda. Semangat menulis, semoga naskah Anda segera diterbitkan!

Iklan

6 Strategi Menulis Monograf

katalogisasi

Jika sebelumnya sudah dibahas tips menulis monograf dan cara mendapatkan ide. Kini akan menyinggung masalah yang sering dialami saat menulis monograf. Masalah paling besar adalah kesulitan menemukan topic dan ide. Ada pula yang memilki Ide dan topik, namun kesulitan menuangkannya. Pada kesempatan ini akan mengulasnya secara tuntas.

Cara menulis monograf sebenarnya mudah. Jika di ulasan sebelumnya menyinggung cara mengumpulkan ide, berikut merupakan strategi memilih topik dan segala permasalahan yang sering dihadapi ketika menulis monograf pendidikan, apa saja sebagai berikut.

Kenali Pangsa Minat Calon Pembaca

Jika merasa pusing memiliki topik atau judul, maka Anda perlu menghindari topik yang sifatnya minim peminat. Untuk mengetahui antusiasme peminat pembaca, maka seorang penulis butuh memerlukan survei atau observasi. Memang sedikit berbeda ketika menulis buku monograf, dibandingkan menulis buku motivasi atau jenis buku fiksi.

Kembali mengingat syarat penulis monograf, penulis monograf ditulis oleh penulis yang berkompeten dibidangnya dan sesuai dengan disiplin ilmu. Maka, cara menulis buku monograf agar relevan dan tetap diminati oleh calon pembaca, maka butuh kreativitas dari pihak penulis. Yaitu dengan mengemas ilmu dan materi yang begitu-begitu saja menjadi lebih hidup. Perbanyak literatur agar padat informasi baru, dan tidak seperti itu-itu saja.

Tidak Terlalu Luas

Saat menulis monograf pilih topik yang spesifik. Hindari topik yang sifatnya luas. Seringkali penulis kesulitan menentukan topik, padahal jurusan atau bidang ilmu yang dikuasai sudah satu topik besar, yang dapat dibreakdwon dan dicari cabang ilmu. Dari cabang-cabang ilmu yang hendak ditulis inilah yang sebenarnya akan membantu penulis untuk memfokuskan buku monograf Anda.

contoh jurnal ilmiah

Salah satu upaya agar buku monograf tetap terfokus pada satu topik saja, perlu dibuat kerangka. Sebagai acuan agar tidak keluar dari tema yang telah ditentukan. Karena selama proses penulisan, seringkali ide berkembang. Tujuan akhirnya adalah, juga akan mengarahkan penulis dalam membuat kesimpulan yang relevan.

Kenali Aspek Topik

Kenapa perlu mengetahui aspek topik? Padahal seorang penulis monograf sudah jelas menulis sesuai bidang ilmunya. Kaitannya penulis mengenali aspek topik ini akan membantu penulis untuk melihat keaslian tulisan yang tengah dibuat. Bisa juga digunakan untuk melihat kebermanfaatan dan minat. Jika buku monograf tersebut disegmentasikan untuk dijual belikan ke umum, maka mengenali aspek topik juga dapat membantu untuk melihat kebutuhan pasar.

Kenali Pembuatan Judul

Hal yang paling penting yang tidak boleh diabaikan adalah, bagaimana kita membuat judul buku monograf. Hal yang paling umum dan paling sering judul buku monograf adalah judul mata kuliah. Padahal, judul monograf bisa dibuat lebih menarik lagi. Bagaimanapun juga, judul buku monograf juga perlu ditulis lebih menarik.

Tips membuat judul yang menarik adalah buat judul yang lebih spesifik. Hindari penulisan judul yang diambil dari nama mata kuliah, karena itu sangat umum dan membosankan. Buat judul yang mencerminkan keterbaruan dan informatif. Hal penting lainnya adalah, buat judul yang singkat, tidak terlalu panjang. Dibarengi dengan pembuatan sampul yang menarik perhatian.

Lakukan Pemeriksaan Keaslian Monograf Sendiri

Saat menulis monograf, gunakan buku referensi dari sumber buku lain bukan. Karena dalam menulis menggunakan buku referensi, muncul banyak masalah baru. Yaitu masalah plagiarism. Mungkin penulis tidak bermaksud untuk memplagiat, tetapi kadang ketika di cek di cek, terdeteksi. Maka, dalam upaya meminimalisir hal-hal semacam itu, maka sebagai penulis juga perlu memeriksan keaslian monograf yang ditulis.

Lantas, bagaimana carannya? Jadi bisa dilakukan dengan mengambil data yang penting dan yang mendukung. Sisanya, tuliskanlah informasi yang sifatnya terbarukan, dari banyak sumber yang telah Anda komparasikan dengan kekayaan intelektual Anda sebagai penulis. Dengan cara mengolaborasi dan meluaskan perspektif.

Anda juga bisa mengintrepretasi teori atau sudut pandang dari sumber referensi yang Anda baca. Anda juga perlu mendemonstrasikan keaslian ide orang lain. Jika perlu, tidak ada salahnya jika kerja secara empirik yang sebelumnya pernah dilakukan. Jika Anda ingin mengatasi persolan, Anda bisa menggunakan pendekatan metodologik.

Cara lain, Anda bisa juga menggunakan hasil penelitian dengan sudut pandang dan konteks yang berbeda, sehingga variabelnya pun turut berbeda. Agar lebih informative isi buku monograf Anda, Anda juga bisa memulai dengan mengembangkan portofolio berbasis penelitian. Dengan melakukan kajian di wilayah dan menggunakan topik yang belum pernah digunakan sebelum-sebelumnya.

Dari beberapa cara memeriksa keaslian buku monograf di paragraph di atas, jika dapat dikemas dengan baik, maka dapat menghasilkan analisis yang lebih kritis dan lebih informasi yang ditulis pun sifatnya terbaru dibandingkan buku-buku monograf yang lain. Pembaca pun merasa puas, karena padat informasi dan memperoleh sudut pandang ilmu terbaru.

Keaslian Buku Monograf Dilhat Dari Jenjang Sarjana

Buku monograf ditulis oleh penulis yang sesuai dengan keilmuan. Jadi, mulai dari Anda yang lulusan Sarjana, master hingga doctor, siapapun bisa menulis buku monograf. Missal untuk lulusan S1 (sarjana) keaslian penelitian dapat dilihat dari kebenaran informasi yang dipaparkan, dengan cara melihat unsur analisis yang dianalisis. Jadi buku lebih ke reproductif.

Sedangkan penulis buku monograf dari lulusan master (S2) keaslian penelitian dapat dilihat dari keaslian sederhana yang mempertimbangkan informasi dengan cara lain. Keaslian penelitian bersifat analytical. Terakhir, untuk buku monograf yang ditulis oleh doctor (S3) keaslian penelitian dilihat dari keaslian kreatif yang menggunakan pendekatan menggunakan pengetahuan baru, jadi sifatnya lebih speculative.

buku pertanian

Itulah beberapa strategi membuat topik dan judul saat menulis buku monograf. Jika topik utama sudah diperoleh dan didapatkan, langkah selanjutnya tinggal mengumpulkan bahan materi. Jika perlu, kumpulkan materi sebanyak mungkin, yang memiliki tema yang sama. Bahan yang dapat digunakan bisa menggunakan jurnal, buku ataupun hasil penelitian yang lain. Semakin banyak referensi, semakin baik. Karena semakin bervariasi dan lebih informatif.

System dan syarat menulis monograf menggunakan bahasa formal, sesuai dengan EYD. Karena segmetnasi buku monograf lebih digunakan untuk akademisi. Jadi, terkait dengan pencantuman sumber referensi atau sitasi pun juga harus benar-benar jelas. Gunakan analisa yang komprehensif dan tidak asal. Karena bagaimanapun juga, menulis buku monograf itu memilik beban pertangungjawaban bagi penulisnya. Karena dampak jika terbukti plagiat maka reputasi penulis yang akan memperoleh masalah.

Dari paparan berikut semoga bermanfaat, dan memberikan semangat bagi Anda yang tengah menulis monograf. Satu catatan terakhir, ketika motivasi menulis turun, ingatlah bahwa menulis buku itu adalah pekerjaan mulai dan memiliki sumbangsih yang besar, untuk masa dunia literasi. Mengingat dunia literasi di Indonesia cukup memprihatinkan, dan inilah saatnya untuk mendorong dan memotivasi agar sadar pentingnya literasi. Apapun itu, selamat berkarya menulis buku.

Cara Menulis Sitasi Buku Monograf

contoh jurnal ilmiah

Apakah Anda masih bingung bagaimana dan apa perbedaan buku monograf dan buku referensi? Perbedaan paling menonjol dari buku monograf ditulis dalam bentuk satu volume dan dari penulisnya, ditulis secara mandiri, individual atau tunggal. Sedangkan untuk buku referensi diterbitkan secara periodik dan ditulis lebih dari satu penulis.

Buku monograf dan buku referensi memang memiliki perbedaan, namun keduanya memiliki kesamaan dalam bahan tulisan yang dipakai. Jadi keduanya sama-sama mengembangkan tulisan dari hasil penelitian. Perbedannya pada buku monograf, lebih fokus pada satu aspek atau sub cabang ilmu. Sedangkan untuk buku referensi fokus pada satu tema atau satu bidang ilmu saja.

Berbicara tentang menulis buku monograf, hal yang paling sering ditanyakan adalah, bagaimana cara menulis sitasi pada buku monograf?. Jadi pada kesempatan kali ini akan mengulas tentang bagaimana cara menulis sitasi menggunakan APA dan mengenali perbedaan buku monograf dan buku referensi lebih singkat. Agar tidak terlalu panjang, langsung saja.

Cara Menulis Sitasi

Setiap menulis buku monograf, jurnal atau menulis buku tentunya memiliki kriteria penulisan sitasi . Sebagai contoh, ketika kita menulis buku Sosial, dapat menggunakan format style APA. Sedangkan untuk buku jenis monograf, bisa menggunakan APA. Terkait bagaimana cara mengutip sitasi, ada aturan dasar dalam menulis monograf, sebagai berikut. Terkait dengan teknis penulisan, dapat dilihat sebagai berikut.

  • Judul ditulis Italic

Seperti halnya menulis sitasi yang lain. Jadi ketika menuliskan sumber referensi, judul tersebut harus di underline. Jangan dibold atau italic. Karena aturan standar APA memang harus di garis miring. Terkait dengan ukuran, font, gunakan ukuran standar seperti tulisan yang di atas. Missal menggunakan times new roman, ukuran 12 dengan spasi 1,5.

  • Judul tidak diberi garis bawah

Masih terkait penulisan judul sitasi, hindari pula garis bawah atau underline. Underline tidak dipergunakan dan hanya dipergunakan untuk hal-hal tertentu saja saat menulis dibagian teks isi saja, bukan diperuntukan untuk penulisan sitasi .

  • Penulisan Sitasi dengan format “Capitalilze Each Word

Penulisan sitasi atau daftar pustaka yang wajib dilakukan adalah ditulis dengan format Capitalize Each Word, ini dapat Anda temukan di menu bar di “home” kemudian, di cari “font” nah di sana akan ada symbol “Aa” dan klik pada Capitalize Each Word. Jika tidak mau pusing dengan format otomatis, Anda bisa melakukannya dengan manual. Yaitu dengan menuliskan setiap huruf depan sitasi menggunakan huruf capital. Penulisan menggunakan huruf capital setiap huruf dalam sitasi itu wajib, karena itu sudah aturan standard yang sudah disepakati.

  • Letakkan nomor edisi dan nomor laporan dalam tanda kurung sesudah judul buku

Karena buku monograf termasuk buku ilmiah dan buku yang dipergunakan untuk dosen, peneliti dan mahasiswa. Sebagai buku pegangan, maka wajar jika isinya pun condong ke bentuk formal. Karena memang formal. Adapun terkait penulisan dibagian sitasi yang diambil dari jurnal atau semacamnya. Maka, cara penulisannya dapat dilakukan dengan cara meletakan nomor edisi dan nomor laporan. Penomoran ini khusus diberi tanda kurung, dan diletakan sesudah judul buku.

  • Memperhatikan Unsur Urutan

Ketika menulis sitasi, format penulisan harus melingkupi unsur dasar. Urutan pertama adalah menulis nama, tahun, judul buku, asal penerbit, dan nama penerbit. Jika sumber referensi diambil dari jurnal atau prosiding, maka seperti yang disinggung sebelumnya, untuk menyertakan volume, edisi, nomor terbit. Terkait dengan penulisan pun juga harus urut dan beruntun. Berikut adalah contoh penulisan sitasi yang diambil dari Dyah Sastri.

Pitanatri, P.D.S & I Nyoman Darma Putra. 2016. Wisata kuliner: Atribut baru destinasi ubud. Denpasar: JagatPress.

Yang, K.L. et al. (2009). The real customers. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall

Ancrenaz, M., Dabek, L., & O’Neil, S. (2007). The costs of exclusion: Recognizing a role for local communities in biodiversity conservation. PLoS Biology, 5(11), 2443-2448. doi:10.1371/journal.pbio.0050289

Pitanatri, Putu DIah Sastri. (2014, Juli 20). Hotel information system: An integrated way of managing housekeeping in hotels [Video file]. Diakses dari youtube.com/watch?v=mQ1UEJO2iQA

buku ilmiah

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menulis sitasi. Nah, mengingat buku monograf dan buku referensi memiliki kemiripan, pada bab berikut akan mengulas tentang perbedaan buku monograf dan buku referensi. Apa saja sih? Berikut ulasannya.

Perbedaan Buku Monograf dan Buku Referensi

Sebelum membahas perbedaan antara buku monograf dan buku referensi. Sebenarnya berapa panjang sih meniulis buku monograf? Memang bervariasi. Missal untuk jurnal artikel, syaratnya diterbitkan di jurnal nasional maupun jurnal internasional, dengan batasan panjang naskah sekitar 8.000 sampai 10.000 kata. Dengan cakupan materi bersifat tematik dan terfokus.

Beda lagi untuk buku teks, bukan diterbitkan oleh jurnal, tetapi harus diterbitkan oleh penerbit, baik penerbit nasional, lokal atau lembaga penelitian. Khusus buku teks, jumlah halaman bisa mencapai 272 halaman sampai 320 halaman, dengan cakupan materi lebih komprehensif dan lebih luas. Sama halnya dengan monograf, dari segi panjang naskah, paling tidak 272 halaman sampai 320 halaman.

Ada banyak perbedaan antara buku referensi dan buku monograf. Jika dilihat dalam bentuk tabel, berikut adalah perbedaan antara buku referensi dan buku monograf. Sebagai berikut.

NoBuku MonografBuku Referensi
1Buku monograf ditulis tunggal, diterbitkan hanya satujilid. Tidak berkelanjutan. Hanya memiiki satu volume tapi lengkap.Memuat informasi ringkat dan padat, disertai dengan fakta-fakta yang sifatnya informatif
2Fokus pada 1 topik atau beberapa topik tapi saling terkaitLebih focus pada pengemasan dan menyajian data dan referensi data secara komprehen
3Ditulis sesuai bidang ilmu penulisSegmentasi diperuntukan untuk banyak orang
4Memenuhi kaidah ilmiah yang utuhKadang ada rangkuman pembahasan
5Isi bukan di ambil dari desertasi ataupun tesisDari segi penggunaan bahasa formal, komunikatif dan padat
6Dapat ditelusuriTerdapat indeks alfabetis
7Ditulis satu orang 
8Menggunakan format UNESCO: Ukuran 15 x 23 cm 
10Diterbitkan baik oleh badan ilmiah, perguruan tinggi atau penerbit buku resmi 
11Disebarluaskan dan ber-ISBN 
12Tidak menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 
13Setahun 1 buku 

Dari kedua perbedaan tersebut adalah cara penulisan. Jika penulisan referensi dapat dikerjakan secara berkelompok atau teamwork, maka ketika menulis buku monograf ditulis secara mandiri. Adapun beberapa keuntungan bekerja secara timwork, pertama pengetahuan saling melengkapi, menerapkan metode penelitian berbeda, secara social network lebih luas dan terakhir kesempatn saling belajar.

perpusnas

Adapun ciri-ciri seorang penulis yang memiliki teamwork yang sukses, yaitu mampu mengkolaborasi sukses, seimbang, terbuka, komunikasi terjaga, dan memiliki kesiapan teknologi. Adapun kesiapan dalam kolaborasi. Seringkali dalam menulis sering merasakan kebuntuan dalam menulis, maka disinilah butuh kemampuan leadership dan pengalaman. Oleh sebab itu, butuh trik sendiri, misal memiliki strategi yang efektif untuk melakukan brainstroming, agar ide lebih tepat sasaran.

Itu ulasan tentang perbedaan buku monograf dan bagaimana cara menuliskan sitasi dalam buku monograf. Semoga dengan ulasan ini membantu banyak, ketika Anda mengerjakan dan menuliskan buku monograf.

Referensi:

Amalinda Savirani. Menulis monografi akademik. Yogyakarta: UGM.

Sastri, Dyah. 2017. Menulis Daftar Pustaka (APA Style). diahsastri.com/2017/11/28/menulis-daftar-pustaka-apa-style/ Di akses 18 Juni 2019.

Cara Menerbitkan Buku ke Penerbit

cara menerbitkan buku

Siapa yang tidak bisa menulis? Sepertinya hampir semua orang bisa menulis. Namun yang ada menulis hanya dijadikan sebagai sambilan. Padahal jika tulisan Anda dikumpulkan menjadi buku, buku Anda bisa diterbitkan. Tidak hanya menjadi kebanggaan jika Anda dapat menerbitkan buku, namun ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan ketika buku Anda diterbitkan.

Jika Anda tertarik menerbitkan buku, ada beberapa step yang perlu Anda perhatikan. Mulai dari tahap perencanaan, menulis, editing, hingga publikasi. Kita akan bahas satu per satu, ya. Pada pembahasan ini

Cara Menerbitkan Buku – Tahap Perencanaan

Memilih Tema Tulisan

Cara menerbitkan buku di tahap perencanaan, Anda bisa mulai memikirkan buku apa yang ingin diterbitkan. Jika Anda sudah memiliki tulisan, Anda bisa meneruskan tulisan Anda. Anda bisa membaca tulisan Anda termasuk dalam tema apa. Setelah itu Anda akan memasuki tahap menyiapkan bahan.

Pertama-tama kita harus mengumpulkan segala bahan yang berkaitan dengan tema tulisan. Pengumpulan bahan dapat dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan, studi pustaka, atau gabungan ketiga cara tersebut. Misalkan kita mau menulis tentang Pulau Morotai.

Sebelum berangkat ke tempat itu kumpulkan segala bahan dari buku, internet, brosur, film, dll tentang daerah itu. Sehingga ketika di lokasi kita sudah punya pengetahuan memadai dan tinggal menggali lebih dalam. Di lokasi, kita coba melakukan pengamatan tentang obyek wisata, tempat-tempat kramat, bangunan-bangunan bersejarah, kuliner, upacara adat, dll.

Wawancara dengan tokoh setempat atau masyarakat di sekitar lokasi akan membuat tulisan menjadi menarik. Minimal dapat digunakan untuk kutipan langsung dalam tulisan. Semua dicatat agar bahan terkumpul sebanyak mungkin. Yang harus dicatat tanpa naskah, apa yang akan dicetak? Tentunya naskah yang sudah rapi, penyampaian bahasa mudah dipahami, dan topik yang diangkat juga menarik. Naskah yang sudah ada, di sunting terlebih dahulu.

Penyuntingan buku dilakukan selain oleh penulis. Alasannya sederhana, jika penulis yang melakukan proses penyuntingan, akan terjadi subjektivitas. Penyuntingan dapat dilakukan oleh orang lain. Selama proses penyuntingan dapat membantu proses pengeditan dan pembenaran tanda baca, penulisan, peletakan kalimat yang kurang sesuai.

Menyiapkan Modal

Saat naskah sudah siap, langkah perencanaan selanjutnya adalah menyiapkan modal. Modal berupa uang untuk biaya percetakan dan proses penerbitan buku. Besar uang yang harus dipersiapkan pun bervariatif. Setiap penerbit satu yang ada di wilayah satu dengan yang lain memiliki kebijakan sendiri.

Banyaknya modal yang akan kita keluarkan juga tergantung dari jumlah ketebalan naskah dan jenis kertas yang dibuat. Beberapa percetakan selain mencatak buku, juga menawarkan seperti menawarkan proses layouter, pembuatan cover dan ISBN. Jika ingin menghemat modal, dan kebetulan menguasai desain, dan layout, dikerjakan sendiri. Untuk menekan modal.

beli buku online

Perihal harga, tidak ada salahnya kita datang dan membicarakan biaya cetak. Kemudian membandingkan harga dari percetakan satu dengan yang lainnya. Dengan cara lebih memudahkan untuk menghitung anggaran modal yang perlu dikeluarkan.

Untuk menghemat biaya, Anda juga bisa handle layout sendiri. Layout merupakan pekerjaan yang cukup vital dalam proses penerbitan buku. Tampilan layout juga berpengaruh pada ketertarikan calon pembaca. Untuk menekan biaya, jika Anda punya ketrampilan desain maka Anda bisa mengerjakan sendiri.

Jika tidak, alternatif menekan modal dengan cara menyerahkan proses layouter ke freelance layout naskah. Atau bisa menggunakan jasa layouter dari pihak percetakan, yang menyediakan jasa layout. Mengingat, tidak semua percetakan menawarkan jasa ini.

Desain Cover

Ibarat sebuah pintu rumah, desain cover merupakan pintu pertama orang dapat menilai buku kita. Mengawali menerbitkan buku yang baik adalah mempersiapkan desain cover yang sesuai dengan target pembaca. Poin penting dalam sebuah buku tergantung dari tampilan cover buku. Cover buku salah satu cara media promosi, bagaimana caranya agar pembaca langsung tertarik, saat melihat pada pandangan pertama dari cover.

Cover buku sebagai nilai jual buku. Cover yang menarik dan bagus pun benar-benar dirancang dan pikirkan matang. Misalnya, memperhatikan font tulisan, memperhatikan judul, hingga memperhatikan warna cover yang hendak dipilih.

Menyiapkan ISBN

ISBN kepanjangan dari International Standard Book Number. Tak ada salahnya untuk mulai merencanakan pembuatan ISBN sebagai identifikasi unik bagi buku Anda. Anda bisa mulai mengurus ini sebaiknya saat buku Anda sudah mulai naik editing. ISBN terdiri 13 digit angka yang berfungsi sebagai identitas buku. Buku yang memiliki ISBN jauh lebih dihargai oleh pembaca, dibandingkan yang tidak memiliki ISBN. Lokasi lembaga pengelola ISBN adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Pembiayaan ISBN untuk satu judul buku di gratiskan sejak tahun 2011. Ada pun syarat mengurus ISBN. Pertama, mendaftarkan nama penerbit yang dimiliki ke Tim ISBN/KDT Perpustakaan Nasional RI. Kedua, Di sana akan diberi formulir surat pernyataan yang dibubuhi stempel penerbit, dengan menunjukan bukti legalitas akta notaris penerbit.

Cara Menerbitkan Buku – Tahap Menulis

Membuat Kerangka Tulisan

Jika Anda sudah mulai membuat peta perencanaan dengan benar dan mulai mengaplikasikan, maka tahap selanjutnya adalah menulis. Membuat kerangka tulisan akan memudahkan Anda dalam membuat alur cerita. Buku yang baik adalah buku yang memiliki alur yang mudah dipahami bagi pembaca.

Untuk menyusun kerangka tulisan kita gunakan mind map (peta pikiran) yang dicetuskan oleh Tony Busan (Gramedia Pustaka Utama, 2004). Mind pap adalah cara mencatat gagasan atau ide yang ada dalam pikiran dengan menggunakan gambaran yang kreatif dan menarik. Ambil selembar kertas putih kosong. Letakkan secara horizontal. Di tengah-tengahnya ketik judul atau tema tulisan Anda.

Lalu dari kata itu dibuat cabang-cabang. Di setiap cabang-cabang itu tulis kata-kata yang terpikirkan oleh Anda berkaitan dengan tema tersebut. Dari masing-masing kata tersebut dibuat ranting-ranting. Di ujung ranting-ranting itu tulis kata-kata yang terkait dengan cabang tadi. Kalau memungkinkan dari ujung ranting buat ranting-ranting kecil lagi dan ditulis kata-kata yang terkait.

Mind map dapat ditulis dengan tangan supaya kreativitas Anda muncul sehingga ide bisa keluar dengan bebas. Agar tampilan menarik, tak ada salahnya menggunakan alat tulis warna sehingga lebih menarik saat dibaca kembali. Boleh juga dibuat dengan gambar yang mungkin lebih memudahkan Anda dalam menafsirkan ide-ide bebas Anda.

Setelah dirasakan cukup, mulai membuat kerangka tulisan. Caranya, lihat mind map yang sudah dibuat. Kemudian mulai memangkas cabang atau ranting yang dianggap tidak relevan dengan tema ‘Wisata Pulau Morotai’. Lalu mulai menyusun sub-sub tema (cabang-cabang tadi) secara sistematis dengan memberikan nomor sesuai urutan pembahasan. Dengan bahan-bahan yang ada maka kita tinggal mengisi sub-sub tema tadi menjadi paparan yang mendalam.

Memilih Bahasa Jurnalistik

Saat menerbitkan buku Anda tidak bisa lepas dari bahasa jurnalistik. Anda bisa meminjam cara wartawan dalam menulis laporan dengan menggunakan bahasa jurnalistik. Ragam tulisan ini biasanya mengandung sifat singkat, sederhana, padat, lugas, imajinatif, demokratis, dan menarik.

penerbit buku

Menggunakan bahasa jurnalistik akan lebih mudah dipahami oleh siapa pun sehingga dapat dibaca semua kalangan meskipun tidak memiliki pendidikan tinggi atau menguasasi bidang ilmu tertentu. Untuk mempelajari bahasa jurnalistik, banyak buku yang sudah diterbitkan. Di internet pun cukup banyak pembahasan tentang tema ini. Kita tinggal baca dan pelajari dengan seksama.

Mulai Menulis

Bahasa jurnalistik sudah, kerangka tulisan juga sudah. Maka langkah selanjutnya adalah mulai menulis. Anda bisa mulai menulis mengikuti arahan kerangka yang sudah Anda buat. Kini giliran Anda yang harus menargetkan berapa lama buku yang sudah Anda susun akan selesai. Tips mudahnya, tulislah bagian yang menurut Anda menarik. Tidak harus mulai dari awal, tengah, atau akhir. Biarlah semua ide yang muncul Anda tulis dulu di dalam monitor.

Pada proses pertama tahap awal menulis ini, Anda jangan takut untuk menulis. Apabila ada kesalahan bahasa biarkan saja dulu. Biarkan ide Anda muncul dulu dalam setiap tulisan Anda. Jika Anda dari awal sudah pusing soal bahasa justru akan mengganggu proses kreativitas Anda.

Kendala yang sering terjadi adalah stuck tidak ada ide saat menulis. Jika Anda sudah mengalami fase ini maka sebaiknya tinggalkan sejenak layar monitor Anda. Lakukan aktivitas lain, seperti jalan-jalan, mendengarkan musik, membaca buku, atau aktivitas lain yang bisa menumbuhkan mood Anda. Jika dirasa pikiran sudah segar dan ide bermuncullan kembali, maka saatnya melanjutkan menulis.

Demikian tahapan awal menerbitkan buku menarik. Masih ada tahapan lain setelah tahapan di atas. Tunggu pembahasan kami selanjutnya tentang tahapan menerbitkan buku selanjutnya. Setidaknya masih ada tahapan revisi, editing, hingga memilih penerbit yang tepat untuk buku Anda. Apakah tulisan di atas sudah membuat Anda tertarik untuk menerbitkan buku? Jika iya, ayo mulai menulis dari sekarang! Apabila Anda masih bingung dengan tahapan di atas, Anda juga bisa mencari sumber informasi lain baik melalui internet maupun buku yang sudah banyak tersedia di toko buku. Selamat menulis, selamat berkarya!

Kupas Tuntas Menulis Buku Monograf

insentif

Buku Monograf sebutan lain untuk buku, dan digunakan untuk membedakan terbitan tersebut dengan terbitan berseri. Monograf berisi satu topik atau sejumlah topik (subjek) yang berkaitan, dan biasanya ditulis oleh satu orang. Selain itu, monograf merupakan terbitan tunggal yang selesai dalam satu jilid dan tidak berkelanjutan. Dalam ilmu perpustakaan, definisi monograf adalah terbitan yang bukan terbitan berseri yang lengkap dalam satu volume atau sejumlah volume yang sudah ditentukan sebelumnya.

Buku monograf ini menjadi salah satu jenis media publikasi hasil penelitian selain jurnal dan buku referensi. Monograf disusun per Chapter (Bab) sampai dengan 20. Contoh:

“The 20 chapters of this monograph span topics from CAP epidemiology to bacteriology, pathogenesis, risk assessment, diagnosis, therapy and prevention.” Book details Chalmers JD, Pletz MW, Aliberti S (Eds): Community Acquired Pneumonia. European Respiratory Monographs. Sheffield: European Respiratory Society; 2014, ISBN 978-1-849-84049-1.

Bagi penulis lepas dan penulis popular, mungkin tidak fokus pada penulisan buku monograf. Atau mungkin pertanyaan ini muncul dari mereka yang tidak berkecimpung di dunia penerbitan buku. Mengapa Kita Perlu Publikasi Karya Ilmiah dalam Bentuk Buku Monograf? Ternyata karena ada beban dan tanggungjawab secara moril bagi para dosen.

Tanggung Jawab Moral, Meningkatkan Jumlah Publikasi

Baru seperdelapan (0,125%) dosen dari 45 perguruan tinggi negeri dan 1400 perguruan tinggi swasta di Indonesia yang telah menulis publikasi, baik dalam bentuk jurnal, artikel, atau buku (Leo, 2010). Padahal seluruh dosen yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah 1.850.000 orang akademisi. Hal tersebut juga bisa dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan setiap tahun di Indonesia hanya berjumlah 3.000 judul. Kondisi tersebut tentu kalah jauh apabila dibandingkan dengan Inggris yang menerbitkan 60.000 buku per tahun dan Amerika Serikat yang menerbitkan 100.000 per tahun.

Salah satu faktor yang dituding menjadi penyebab rendahnya jumlah buku yang diterbitkan setiap tahun adalah masih kurangnya minat baca di kalangan masyarakat. Apabila tingkat minat baca masyarakat tinggi, maka bisa diprediksi akan banyak penulis di kalangan masyarakat tersebut, begitu juga sebaliknya. Banyak orang masih menganggap bahwa mereka malas menulis karena masih ada banyak hiburan yang lebih menghibur daripada menulis.

buku monograf

Kondisi tersebut semakin ironi ketika jumlah dosen yang ada di Indonesia juga kurang dalam hal untuk menerbitkan tulisannya sendiri. Apabila ditilik lebih jauh, dosen sebenarnya cukup memiliki potensi yang lebih dalam hal menulis buku. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari berbagai pengalaman penelitian yang dilakukan dosen sebagai bagian dari kewajiban yang harus dilakukan dilingkungan akademis.

Berbagai penelitian yang dilakukan dosen, baik berasal dari proyek ataupun individu tentu bisa dijadikan sumber inspirasi untuk menulis buku. Kondisi yang demikian seharusnya dapat mendorong dosen untuk menerbitkan buku referensi sebagai tambahan sumber ilmu pengetahuan yang bisa dipelajari oleh mahasiswa di kelas. Bahkan dengan menulis buku, dosen justru tidak dirugikan, tetapi diuntungkan dengan banyak hal.

Bagian dari Kehidupan Akademik

Tahukah Anda jika dari sebuah tulisan memiliki kekuatan yang sangat besar untuk membentuk pemikiran seseorang? Ya, dengan Anda menuangkan gagasan dan pikiran Anda kepada pembaca, hal itu sama saja Anda ikut andil dalam agen perubahan. Dengan menulis buku, Anda bisa bebas menuangkan gagasan atau ide sesuai dengan bidang yang ingin Anda sampaikan.

Apabila tulisan Anda menarik, tidak heran banyak orang akan menjadikan Anda panutan sehingga mereka akan terpengaruh dan menyetujui ide-ide Anda yang dituliskan dalam buku. Artinya sebuah tulisan berperan besar untuk mempengaruhi pemikiran pembaca, membetuk opini publik, serta menggerakkan minat baca sesuai ide Anda. Bisa disimpulkan jika sebuah tulisan dapat membantu Anda mengaplikasikan idealisme Anda untuk mengubah sebuah kondisi masyarakat yang lebih baik. Lantas pertanyaannya, bagaimana menyusun buku monograf yang benar? Berikut ulasannya

1. Tentukan Sub Bidang Ilmu

Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah menentukan sub bidang ilmu yang sesuai. Seperti menulis buku pada umumnya, Anda perlu memilih tema buku. Maka tentukan sub bidang ilmu yang sesuai. Karena buku monograf harus ditulis oleh orang yang berkompeten, maka setiap penulis buku monograf adalah yang sudah memiliki gelar keilmuan yang sesuai dengan apa yang hendak ditulis. Jika penulis tidak memiliki bidang yang tidak sesuai, tentunya akan dipertanyakan keandalannya.

Seringkali muncul masalah baru ketika hendak menentukan tema atau sub bidang. Yaitu kesulitan, ingin mengambil sub focus apa. Jika Anda melakukan kesulitan semacam ini, trik yang bisa dicoba dapat dimulai dengan bertanya pada diri sendiri. Kemudian siapkan sebuah kertas.

Tulis semua hal atau tema yang Anda kuasai dan sesuai dengan bidang keilmuan. Tulis sebanyak mungkin tema. Kemudian, pilih salah satu sub tema yang sudah Anda tulis, untuk dikembangkan. Dari sub tema yang Anda pilih, nantinya dikembangkan dan dibuat kerangka tulisan.

2. Buat Kerangka Tulisan

Tips dan trik membuat kerangka tulisan pun sebenarnya mudah. Karena di sini sebenarnya Anda hanya tinggal mengembangkan, mencari turunannya. Kemudian turunan yang ditemukan, dibuat turunan lagi. Hingga mengerucut pada satu pembahasan yang lebih terfokus.

Kemudian muncul pertanyaan, membuat kerangka tulisan itu tidak penting? Memang ada tipe penulis yang langsung menuliskannya begitu saja. Tanpa harus membuat kerangka tulisan. Memang cara seperti ini boleh saja dan sah-sah saja. Tetapi kasus yang terjadi, kurang terfokus dan menyeluruh. Seringkali pula penulis kehilangan arah tujuan. Jatuhnya buang-buang waktu dan buku monograf Anda tidak kunjung selesai.

3. Membuat Struktur Konten Buku Monograf

Pada dasarnya tidak ada ketentuan berapa jumlah bab dalam suatu monograf. Namun setidaknya harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
– Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan (Masuk dalam konten pendahuluan)
– Tinjauan Pustaka,
– Hasil dan Pembahasan
– Daftar pustaka

• Latar Belakang

Struktur konten buku monograf yang perlu ada adalah latar belakang. Latar belakang berisi tulisan tentang alasan kenapa penulis mengambil tema tersebut.

• Rumusan Masalah

berisi tentang masalah yang sudah Anda rumuskan. Tentu saja Anda sebelumnya sudah memiliki rumusan masalah yang sudah Anda cari dan lakukan pengujian. Fungsi rumusan inilah yang nantinya akan membantu lebih mudah memaparkan penjabaran tulisan dan pemaparan.

• Tujuan

Tujuan juga termasuk ke dalam struktur konten buku monograf. Tentu setiap kali menulis selalu ada tujuan yang diharapkan bukan. Tujuan pula yang mendorong buku monograf Anda bisa diselesaikan. Tanpa tujuan yang jelas, bisa jadi, buku monograf Anda tidak termotivasi untuk segera diselesaikan. Dengan kata lain, tujuan adalah sebagai motivasi untuk konsisten menyelesaikan misi menulis buku monograf Anda.

• Tinjauan Pustaka

Jika pada penulisan karya ilmiah, penulis dituntut untuk memperbanyak sumber referensi dari berbagai sumber. Berbeda ketika kita menulis buku monograf. Ketika menulis buku monograf, penulis bisa langsung memaparkan sudut pandang dan gaya penulis dalam menyikapi masalah. Jadi penulis tidak berpaku pada sumber referensi. Tinjauan pustaka bisa ditulis dengan langsung memaparkan dan menulis secara langsung topik yang hendak penulis tulis.

• Hasil dan Pembahasan

Penulis monograf dalam menulis pun juga harus berhati-hati. Karena nantinya buku ini akan dijadikan sebagai rujukan ilmiah untuk dosen, mahasiswa bahkan dengan peneliti. Jadi, ketika menulis hasil atau membahas di bagian isi yang menyantumkan sebuah rujukan, pastikan untuk mencantumkan sumber secara jelas.

Ketika menyantumkan paparan di bagian hasil dan pembahasan, pastikan untuk melakukan diskusi pembahasan. Terkait dengan pembahasan yang dicantumkan, sekurang-kurangnya 70% dicantumkan di daftar pustaka atau kajian. Jika buku monograf tidak mengacu banyak di daftar pustaka, maka akan mempengaruhi penilaian, tentunya jika buku monograf diajukan untuk poin angka kredit.

• Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi data dari sumber referensi yang telah digunakan sebelum-sebelumnya. Yang termasuk daftar pustaka dalam hal ini bermacam-macam, ada yang dari jurnal, kajian, penelitian dan banyak pula yang diambil dari referensi buku.

4. Lakukan Editing

Masih sama seperti menulis buku, proses terakhir setelah menulis naskah monograf, Anda harus melakukan editing ulang. Meski nanti jika Anda akan mencetaknya ke penerbit, mereka akan melakukan editing ulang, tak ada salahnya bagi Anda untuk memulainya sendiri. Dari editing yang Anda lakukan, Anda bisa memberikan kesan baik terhadap penerbit sehingga kesalahan bisa diminimalisir.

daftar buku perpustakaan nasional

Jika ada kesalahan, lakukan revisi jika dirasa memang itu perlu direvisi. Karena banyak sekali naskah yang seringkali ditemukan kesalahan ketik atau semacamnya.

Hindari kesalahan sekecil mungkin jika Anda ingin buku monograf Anda digunakan untuk mendapatkan angka kredit poin. Intinya adalah, buat buku monograf sebaik dan semaksimal mungkin. Karena buku monograf tidak sekedar dipergunakan untuk mendapatkan kredit poin, tetapi juga digunakan untuk pegangan peneliti, dosen dan mahasiswa. Dimana, tanggungjawab seorang penulis monograf sebenarnya sangatlah berat.

Yang perlu diingat lagi, penulis itu ibarat koki dan tulisan merupakan bahan masakan. Anda bisa mengambil sumber darimana-mana untuk menulis buku monograf. Tapi tetap ingat jika Anda adalah designer & Developer (penggagas ide dasar dan yang mengembangkan gagasan, kemudian menuliskanya). Jangan merubah dalil, istilah, atau rumusan hanya untuk tidak dikatakan menjiplak (misal kata ‘kemudian’ diganti ‘lalu’, sumbul F diganti G untuk menyatakan gaya, dll).

Dari tulisan di atas apakah Anda merasa terbantu untuk menulis buku monograf? Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda yang mau menulis buku monograf. Jika Anda merasakan suntuk untuk menulis, ada baiknya Anda istirahat sejenak. Jangan dipaksakan untuk menulis. Ketika otak Anda fresh, percayalah ide dan mood akan muncul sendiri. Dengan begitu Anda akan mendapatkan banyak ide dan gagasan yang potensial untuk Anda kembangkan. Selamat berkarya dan menyelesaikan buku yang tengah Anda tulis.

Menerbitkan Buku Sekaligus Jadi Editor

Banyak proses yang harus dilalui dalam menerbitkan buku. Salah satunya adalah tahapan editing. Di tahap editing buku, dilakukan oleh orang yang berkompeten melakukan editing, yang kemudian disebut dengan editor.

Cara menerbitkan buku bukanlah kegiatan yang langsung dapat diselesaikan. Ada beberapa langkah, diantarannya melalui proses menentukan tema, menulis, editing, memberikan naskah ke penerbit, hingga publikasi. Pada artikel ini kita akan membahas tentang proses editing sebelum buku diterbitkan.

Teknik editing ini tidak bisa disepelekan. Sebab proses ini nantinya yang akan menjamin apakah buku Anda benar-benar layak diterbitkan atau tidak. Berikut ini kita jelaskan proses editing di penerbit.

Menerbitkan Buku – Pengertian Proses Editing

Setiap penerbit buku, sebagian besar menyediakan jasa editor. Dimana editor tersebut melakukan pekerjaan mengedit. Editing merupakan kegiatan menyunting. Proses editing tidak hanya bagian naskah saja, ada juga misalkan editing pada gambar yakni menyunting gambar agar gambar terlihat lebih menarik. Sedangkan kegiatan editing dalam dunia penerbitan adalah kegiatan menyunting naskah yang dikirim oleh penulis, agar kesalahan-kesalahan pada saat penulisan naskah dapat diperbaiki, sehingga naskah yang naik pada proses cetak nanti merupakan naskah yang sempurna.

Kegiatan editing yang dilakukan di sini antara lain memperbaiki kesalahan tanda baca, kesalahan ejaan maupun kesalahan kecil seperti penggunaan huruf kapital. Editing di penerbitan juga meliputi keaslian data dan fakta yang ada di naskah, dan tata letak atau layout gambar ilustrasi.

Pada penerbit mayor, sebelum masuk ke proses editing, tentu mereka akan menyeleksi naskah yang masuk terlebih dahulu untuk memilih naskah-naskah terbaik yang layak mereka terbitkan. Setelah itu naskah yang masuk akan diproses di bagian editing agar naskah tersebut siap untuk dicetak nantinya. Pada proses editing, tahap yang dilakukan editor pada dasarnya ada dua, yaitu:

  1. Mendeteksi kesalahan dan juga kelemahan yang terdapat di naskah
  2. Mengoreksi setiap kesalahan dan juga kelemahan yang terdapat di naskah.

Proses ini bisa dikerjakan satu per satu, mendeteksi dulu, kemudian menandai, setelah itu baru mengoreksi setiap kesalahan yang telah ditandai. Bisa juga proses mengoreksi dilakukan sambil mendeteksi. Ketika mendeteksi ada kesalahan segera dilakukan koreksi.

Tujuan Editing

Seperti yang disampaikan di atas bahwa sesuai artinya editing adalah memperbaiki, maka tujuan editing ini juga tidak jauh-jauh dari memperbaiki naskah tulisan sehingga lebih mudah dipahami, tidak ada salah ejaan atau salah ketik (typo), juga tidak ada kalimat tidak logis. Secara struktural tujuan editing yaitu:

  1. Memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif
  2. Menjaga agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan visi dan misi redaksi, serta menarik perhatian pembaca/audience
  3. Menyesuaikan naskah dengan gaya media bersangkutan, standar bahasa serta kelayakan naik cetak (fit to print) atau kelayakan siar (fit to broadcast)

Yang Harus Dikuasai Editor

Nah untuk mendapatkan hasil editing yang baik, maka kita memerlukan editor yang tepat dan akurat. Setidaknya seorang editor memiliki hobi membaca dan mahir menulis. Selain itu mereka juga harus memahami ejaan Bahasa Indonesia dan kaidah bahasa yang baik dan benar. Dan yang paling penting, mereka harus teliti.

Seorang editor tentu harus hobi membaca dan mahir menulis serta memiliki ketelitian tinggi untuk melihat kesalahan-kesalahan yang ada pada naskah. Selain itu yang paling penting, seorang editor harus menguasai dan memahami ejaan bahasa Indonesia dan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Hal tersebut meliputi cara penggunaan huruf besar, huruf miring, dan huruf tebal. Lalu juga penulisan kata gabungan, kata turunan, kata ulang, kata depan, dan lain sebagainya. Dan yang paling penting juga tentu penggunaan seluruh tanda baca. Serta yang tidak kalah penting adalah bagaimana penulisan kalimat dialog, penyajian paragraf, kalimat efektif, dan masih banyak lagi.

buku online

Lalu, setelah menguasai ejaan bahasa Indonesia dan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar kita juga harus tahu kapan dan kata apa saja yang penulisannya harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan kapan menggunakan bahasa sehari-hari. Contohnya kata tidak dan enggak, dan lain sebagainya.

Editor juga dituntut memiliki wawasan luas dan berkepala dingin. Sebab, nanti mereka tidak hanya mengkoreksi tulisan orang dengan jumlah sedikit. Biasanya editor akan dipasrahkan beberapa tulisan penulis. Mereka juga dituntut untuk melihat dari sudut pandang pembaca, sehingga jika tulisan dirasa kurang enak dibaca mereka tidak segan untuk cut dan membenarkan kata demi kata.

Teknik Editing

Dalam dunia editing tulisan, penulis akan dihadapkan dengan beberapa proses editing seperti penjelasan di artikel sebelumnya, yakni copy editor, editor materi, dan editor penimbang naskah. Namun dalam proses menerbitkan buku secara umum ada dua teknik editing yang biasa dilakukan editor.

Teknik Editing: Redaksional

  1. Mencari kesalahan-kesalahan faktual dan memperbaikinya, di antaranya kekeliruan salah tulis tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa, nama tempat, alamat, dan sebagainya.
  2. Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tanda-tanda baca. Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul, dsb.
  3. Mengetatkan tulisan atau menyingkat tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia, termasuk membuang atau memotong (cutting) paragraf yang tidak penting.
  4. Mengganti kata atau istilah yang tidak memenuhi prinsip ekonomi kata.
  5. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul (sub judul), di mana diperlukan.
  6. Menulis atau menentukan judul dan lead atau teras berita jika dipandang perlu.
  7. Di beberapa surat kabar, editing juga termasuk menulis caption (keterangan gambar) untuk foto dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan cerita yang disunting itu.

Teknik Editing: Substansial

  1. Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan kriteria layak muat —aktual, faktual, penting, dan menarik.
  2. Meneliti apakah naskah berita sudah mentaati doktrin kejujuran (fairness doctrine) serta asas keberimbangan (cover both side). Jika belum, tugaskan kembali reporter untuk memenuhinya.
  3. Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau penilaian wartawan lebih menonjol daripada fakta hasil liputan.
  4. Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam sebuah naskah.
  5. Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memuakkan (bad taste).
  6. Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang umur, taraf hidup, dan gaya hidup para pembaca utama korannya, dan menyunting naskah sesuai dengan sifat umum tersebut.
  7. Memperbaiki tulisan opini (artikel) dengan segala upaya tanpa merusak cara penulisnya menyatakan pendapatnya. Karenanya, redaktur harus membaca lebih dahulu seluruh cerita/naskah untuk mendapatkan pengertian penuh tentang apa yang berusa dikatakan oleh si penulis.
  8. Menjaga masuknya iklan terselubung sebagai berita. Dengan demikian, editing tidaklah semata-mata memotong (cutting) naskah agar sesuai atau pas dengan kolom yang tersedia, akan tetapi juga membuat naskah enak dibaca, menarik, dan tidak mengandung kesalahan faktual. Ia mengubah redaksional naskah tanpa mengubah makna atau substansinya. Jika perlu, editor melakukan penulisan ulang (rewriting).

Setelah kita menguasai ilmu yang berkaitan tentang edit naskah yang harus dikuasai editor seperti yang dibahas di atas, lalu kita harus kuasai teknik mengedit naskah. Untuk mengedit naskah dengan cepat dan tepat kita harus menguasai teknik-tekniknya. Berikut beberapa teknik yang harus dikuasai:

Melacak Perubahan yang Dilakukan Saat Edit Naskah dengan Otomatis

Pada saat mengedit naskah, kita harus tahu mana bagian yang telah kita ubah dan mana yang belum. Jika proses editing dikerjakan lebih dari satu orang, kita juga harus tahu siapa yang mengubah bagian-bagian tertentu.

Setiap kali kita mengedit naskah, di sebelah kanan akan muncul seperti di gambar. Sehingga kita bisa tahu perubahan apa yang telah kita lakukan, apakah kita menghapus, mengubah, atau menambahkan bagian-bagian tertentu di naskah tersebut. Kita juga nantinya bisa melihat review jumlah perubahan dan apa saja perubahan yang telah dilakukan

Langkah ini sangat penting untuk mengontrol proses edit naskah yang kita lakukan. Untuk memunculkan hal di atas, ada langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum naskah diedit. Hal ini dibahas di Panduan Rahasia Edit Naskah.

Memberikan Komentar Pada Naskah

Saat mengedit naskah, mungkin juga ada bagian yang tidak kita mengerti dari maksud si penulis. Atau mungkin juga ada yang ingin kita komunikasikan pada penulis untuk menginformasikan atau mengubah bagian-bagian tertentu. Jika begitu, kita bisa langsung memberikan komentar pada bagian yang ingin kita tanyakan atau informasikan.

Teknik Membaca Cepat dan Melihat Kesalahan dengan Cepat

Menerbitkan buku yang masih dalam proses editing, maka seorang Editor perlu membaca naskah tersebut dan memeriksa dari kemungkinan terdapat kesalahan dan kekurangan. Kita bisa lakukan teknik membaca cepat jika kita ingin pekerjaan yang kita kerjakan lebih cepat. Akan tetapi, tentu ketelitian menjadi hal utama. Untuk membaca cepat dan melihat kesalahan dengan cepat, tekniknya pun dibahas di Panduan Rahasia Edit Naskah.

Cara Mengedit Ratusan Kesalahan Dalam Hitungan Detik

Pada saat kita membaca dan memeriksa naskah, mungkin kita temukan kesalahan-kesalahan yang polanya sama. Jika kita menemukan hal itu, sebenarnya kita bisa perbaiki kesalahan-kesalahan tersebut dengan satu kali saja.

download buku gratis

Misalkan, di sebuah buku ada kesalahan penulisan kata yang seharusnya “motivasi”, tapi ternyata di naskah itu tertulis “motifasi”. Yang seharusnya menggunakan huruf v tapi ternyata menggunakan huruf f. Begitu juga misalnya ada kata yang seharusnya huruf depannya memakai huruf besar, atau ada tanda baca yang ditulis dengan spasi yang seharusnya tanpa spasi setelah akhir kalimat. Semua bisa diubah sekaligus dalam hitungan detik.

Demikian penjelasan proses editing cara menerbitkan buku. Jika Anda tertarik menerbitkan buku, penerbit Deepublish akan membantu Anda dalam prosesnya. Proses penerbitan buku selama kurang lebih enam pekan sudah termasuk dua pekan proses cetaknya. Pengurusan registrasi ISBN/ISSN gratis. Pengerjaan percetakan akan disesuaikan dengan menerapkan metode pembobotan antrian dengan kecepatan dan ketepatan tinggi. Royalti yang diberikan pun lebih cenderung menguntungkan penulis.

Dalam mencetak buku, Penerbit Deepublish akan lebih efisien dalam biaya produksi sehingga bisa memaksimalkan royalti atau profit bagi penulis. Pencetakan buku dilakukan berdasarkan pada permintaan jumlah eksemplar sesuai yang dibutuhkan konsumen. Semoga informasi artikel di atas membantu Anda dalam cara menerbitkan buku. Selamat berkarya, selamat menulis!

Pentingnya Membuat EBook

baca buku online

Anda sudah menerbitkan buku tapi belum menerbitkan dalam versi ebook? Sepertinya mulai hari ini Anda harus mulai berpikir untuk segera menerbitkannya dalam versi e-book. Kenapa? Ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan ketika buku Anda dibuat versi e-book. Apalagi kini perkembangan jaman sudah berubah. Di era digital seperti sekarang ini sudah sewajarnya kita melek teknologi. Pada era digital, seolah semua orang berlomba-lomba untuk mengembangkan segala aspek ke dalam teknologi digital. Begitupula dengan buku. Perkembangan zaman akhirnya menuntut penerbit memutar otak supaya tidak kehilangan konsumen di digital market. E-book adalah salah satu solusi dari permasalahan tersebut.

Tidak ada yang berbeda dari membuat buku cetak, ebook hanya metode baru yakni membuat konten buku yang semula dicetak dengan kertas, kemudian beralih dalam bentuk soft file yang dapat Anda baca melalui gadget Anda. Jika keduanya dapat berjalan seiringan, Anda mendapatkan royalti dari dua jalur cetak dan e-book. Menarik bukan?

Tidak jauh beda dengan bentuk buku biasanya, di dalam ebook juga dapat memuat teks dan gambar. Tidak hanya itu, di dalam buku elektronik juga dapat memuat video dan audio sebagai pelengkap untuk memahami informasi atau materi dengan mudah. E-book kini sudah semakin mudah diakses dengan berbagai macam format yang dapat dibuka pada perangkat elektronik seperti PDF, TXT, HTML, XML, Mobi, dan masih banyak lagi. Format ebook yang paling sering digunakan adalah e-book dengan format PDF. Karena buku elektronik yang berformat PDF dapat kita buka walau perangkat elektronik yang kita gunakan dalam keadaan offline.

E-book juga dapat disimpan dengan mudah di perangkat elektronik kita. Kapasitas memori sebesar 1 GB sekalipun bisa memuat ratusan e-book. Jika kita punya ratusan buku cetak, sudah pasti kita butuh rak buku yang cukup besar untuk menyimpannya. Bisa dibilang ebook merupakan salah satu format alternatif dari buku cetak. Yang perlu ditekankan adalah keberadaan e-book bukan menggantikan buku cetak, namun menjadi alternatif lain yang bisa kita pakai untuk membaca.

Untuk menambah semangat supaya Anda ingin menerbitkan buku versi ebook, inilah beberapa manfaatnya buku dibuat versi e-book.

Ebook – Sumber Informasi

Melalui ebook kita dapat menemukan informasi yang dicari. Fungsi ini seperti halnya buku biasa. Bedanya hanyalah bentuk dan isinya. Buku cetak bentuknya dapat dipegang dengan tangan dan isinya berupa teks dan gambar biasa. Sementara e-book dapat berisi konten multimedia seperti teks, gambar, video dan audio yang dikemas dalam satu file.

ebook google

Kelebihan ebook lainnya adalah bisa mempermudah dalam mencari informasi di dalam buku. Kalau biasanya kita perlu mencari satu per satu halaman di buku cetak, maka e-book menawarkan fitur pencarian yang mempermudah kita dalam mencari informasi yang diinginkan melalu format PDF dan HTML. Bagi siswa atau pelajar yang cepat bosan dan susah mencari jawaban yang diberikan guru dalam pembelajaran, e-book solusinya. Karena e-book sangat mudah anda pahami daripada buku biasa, selain itu e-book juga sangat menyenangkan dan lengkap untuk kita pelajari.

Ebook – Mudah dan Praktis

E-book adalah buku digital sehingga tidak memerlukan wadah penyimpanan dalam bentuk fisik. Kita bisa membawa ebook secara praktis dan mudah karena bisa diakses melalui gadget. Kita hanya perlu menyalakan perangkat elektronik kemudian menbuka file yang diinginkan. Selama kita memegang perangkat elektronik itu, kita bisa membawa ratusan bahkan ribuan buku elektronik dengan mudah.

Ebook – Ramah Lingkungan

Sadar tidak jika kertas yang dipakai untuk mencetak buku itu dari pohon-pohon yang ditebang. Bayangkan saja sudah berapa banyak pohon yang ditebang untuk memenuhi jumlah kertas yang ada di bumi. Padahal kita masih memerlukan pohon untuk menjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini. Jika semua pohon habis ditebang untuk membuat buku cetak, tentunya kita sendiri akan merugi.

Nah, ebook ini menjadi salah satu solusi untuk masalah lingkungan ini. Bentuknya yang berupa file digital tidak memerlukan kertas agar dapat membacanya. Sebaliknya, e-book hanya membutuhkan perangkat elektronik untuk membuknya. E-book bisa disalin sebanyak yang kita suka hanya dengan mengklik tombol “copy” di perangkat elektronik. Sementara itu, pencetak buku membutuhkan ratusan lembar kertas hanya untuk membuat satu salinan buku.

Ebook – Lebih Tahan Lama

Karena bentuknya digital, ebook tidak mudah rusak dimakan usia. Bentuknya yang bisa disimpan di dalam gadget akan memudahkan Anda dalam menyimpan. Tak perlu khawatir buku akan rusak atau termakan rayap. Seperti yang diketahui, ketahanan kertas setiap buku berbeda-beda. Jika Anda tidak merawatnya dengan baik maka buku akan mudah rusak, sobek, hilang, tulisannya pudar dan berjamur bila usia buku sudah tahunan. Supaya hal tersebut tidak terjadi kuncinya adalah keamanan komputer dari serangan virus. Selama data kita tidak terserang virus, keamanan file masih terjamin. Untuk menghindari terkena virus, kita harus berhati-hati saat menggunakan komputer. Pastikan pemasangan software anti virus di dalam gadget Anda benar. Dengan begitu file Anda bisa tetap bagus dan aman.

Ebook – Harga Lebih Terjangkau

Dengan bentuk digital, maka penerbit tidak membutuhkan percetakan. Dengan begitu biaya buku dapat direduksi semaksimal mungkin. Selain itu ada beberapa e-book yang kami memberikan secara gratis.sehingga e-book bisa menjadi lebih murah daripada buku cetak. Selain itu ada beberapa e-book yang kami memberikan secara gratis.

Ebook – Fleksibel

Buku berbentuk ebook juga lebih fleksibel dibandingkan dengan buku-buku konvensional lainnya. Misalnya dari segi font. Terkadang ada buku-buku yang memiliki font kecil. Kondisi ini kerap kali menjadi masalah bagi mereka yang kurang baik penglihatannya. Jika Anda merasakan hal tersebut, maka e-book menjadi alternatif yang bisa dicoba. Ukuran huruf di dalam e-book terlalu kecil, maka alat baca e-book memungkinkan kita untuk megubah ukuran huruf dengan mudah. Sehingga tidak ada kendala karena ukuran huruf. Biasanya Anda dapat membaca e-book melalui tools pdf atau microsoft, di sana Anda bisa memilih menu zoom untuk memperbesar font tulisan. Dengan begitu Anda bisa membaca lebih jelas dan nyaman.

Ebook – Bisa Download Kapan Saja

Salah satu yang paling membedakan dari ebook dan buku konvensional adalah kepraktisan saat mendapatkannya. Anda tidak perlu repot-repot pergi ke toko buku karena kita tinggal mendownload e-book secara online dari rumah. Hal ini menghemat waktu untuk belanja dan mencari-cari buku di rak-rak toko buku. Kelebihan lainnya adalah Anda tidak akan pernah kehabisan stok karena ebook tersedia dalam bentuk digital sehingga akan tersedia sepanjang waktu.

ebook gratis

Anda bisa mendownload ebook kapan saja asalkan terkoneksi internet. Kita tidak perlu menyisihkan waktu untuk menemukan toko buku dan mencari koleksi buku yang butuhkan. Melalui internet, kita dapat membeli dan mendownload buku-buku favorit di mana pun berada. Memang sih format buku digital tidak hanya memberi manfaat yang besar untuk para pembaca buku. Para penerbit pun menuai keuntungan dengan menerbitkan buku berformat digital.

Selain itu Anda bisa berlangganan ebook secara online. Jika biasanya Anda menunggu loper koran mengantar ke rumah, dengan e-book Anda bisa langsung mendapatkan e-book tanpa perlu menunggu. Entah melalui email atau platform lain, biasanya e-book yang telah terbit akan diinfokan.

Demikian penjelasan mengapa ebook penting buat Anda buat juga. Apakah Anda tertarik atau sedang ingin menulis buku dan bingung mau menerbitkan dimana? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish. Info lebih lanjut bisa cari tahu di sini!

4 Aspek Evaluasi Buku Teks Terstandar

resensi buku

Saat Anda menulis buku teks, ada kriteria evaluasi. Nah, bagi seorang dosen atau dosen peneliti, penting sekali menguasai poin-poin evaluasi buku teks. Terkhusus bagi Anda yang memang ingin memfokuskan diri sebagai penulis buku teks.

Sebenarnya tidak hanya buku teks yang harus di evaluasi. Hampir semua jenis buku ajar, buku refernsi atau buku pelajaran perlu di evaluasi terlebih dahulu. Bagi buku yang sedah sesuai standar, maka akan lolos dari penilaian. Sebaliknya, buku yang tidak sesuai dengan standar, tidak akan lolos, dan perlu beberapa bagian untuk direvisi.

Berbicara tentang evaluasi, kali ini akan di kupas tuntas empat aspek. Dimana keempat aspek tersebut dijadikan sebagai aspek penentu penilaian. Agar buku yang Anda tulis lolos seleksi evaluasi bagaimana dan apa saja? Berikut ulasannya.

1. Aspek Media

Perhatikan media yang Anda gunakan ketika menulis buku teks. Sebenarnya ini juga berlaku juga untuk buku ajar ataupun monograf. Di aspek media, sebenarnya ada banyak elemen yang juga perlu di perhatikan. Misalnya, mulai memperhatikan bentuk atau ukuran huruf. Apakah huruf yang digunakan sudah serasi atau belum.

Selain itu juga, di aspek media, Anda juga memperhatikan terkait format halaman, apakah ingin menggunakan format vertikal atau horizontal. Apalagi saat ini pendidikan kita masih mengacu pada kurikulum 2013. Jadi, terkait dengan aspek media yang digunakan pada kurikulum 2013 bisa di pelajari.

Ada Faktor penentu keberhasilan kurikulum 2013. Misalnya menyesuaikan dengan Kompetensi pendidikan dan Tenaga kependidikan (PTK) yang bisa mengubah cara berfikir peserta didik. Dari PTK dan kompetensi pendidikan inilah, yang nantinya akan melahirkan tiga unsur unsur pendukung penting dalam buku teks. Apa saja? Berikut ulasannya.

a. Ketersediaan sumber dan Bahan

Perhatikan integrasi dan standar yang dibutuhkan oleh buku ajar. Kita tahu bahwa lembaga pendidikan sangat bergantung pada ketersediaan buku sebagai buku pegangan. Buku pegangan dalam hal ini adalah buku teks. Dimana buku tersebut digunakan sebagai sumber belajar utama. Karena buku tersebut sebagai media pembelajaran, maka buku tersebut harus terintegrasi.

Syarat buku harus terintegrasi dan terstandar sesuai dengan kurikulum yang masih berlaku, pada tahun ajaran tersebut. Bahkan teidak hanya buku yang terstandar, pendidik yang fokus dalam pengajaran maupun pendidik yang fokus di penulisan buku harus sudah memiliki implemntasi kompetensi.

toko buku

Misalnya kompetensi pedagogi, akademik (keilmuan), sosial dan manajerial (kepemimpinan). Setidaknya dengan aspek implementasi inilah, yang nantinya menjadi motor atau pengerak utama di dunia pendidikan. Misal menggerakan kurikulum dari tingkat bawah ke pusat, atau sebaliknya.

b. Penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan.

Jadi, pemerintah juga turut berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Tidak sekedar itu, adapun upaya pemerintah, juga melakukan pengembangan pendidikan, misalnya dengan mengembangkan kurikulum di beberapa pusat. Misalnya dengan memberikan diklat. Di dalam diklat itu sendiri ada beberapa unsur dinas pendidikan, pengawas, dosen, widyawara, pengawas, guru utama, dan jajaran yang ada di bawahnya.

c. Adannya penguatan manajemen dan budaya sekolah.

Jadi aspem media juga memperhatikan penguatan manajemen budaya sekolah. Kita tahu setiap sekolah barangkali memiliki media pembelajaran yang berbeda-beda. Setiap daerah memiliki caranya sendiri. Nah, cara-cara seperti ini sebenarnya masih bisa tetap di jalankan, karena fungsi dan peranannya masih sejalan.

2. Aspek Penyampaian

Dari segi penyampaian buku teks atau buku pelajaran sudah pasti disampaikan mengunakan bahasa yang mudah dipahami. Gunakan bahasa yang selaras dengan jenjang peserta didik. Sebagai contoh, jika peserta didik adalah anak-anak, maka pendidik pun juga menggunakan bahasa yang lebih familiar di telinga anak-anak. Sebaliknya, jika peserta didik adalah mahasiswa, maka tidak ada salahnya menggunakan bahasa akademisi.

Jadi aspek penyampaian dalam hal ini tidak sekedar untuk aspek penyampaian materi pembelajaran. Berlku juga bagi Anda, seorang dosen/guru yang fokus menulis buku teks juga menerapkan aspek ini. Nah, setidaknya ada beberapa poin yang perlu diperhatikan sebelum Anda menulis buku teks. Untuk melihat lebih lengkap, berikut adalah beberapa aspek penyampaian yang perlu diperhatikan.

a. Pengorganisasian materi sistematis

Aspek pertama yang tidak kalah penting adalah, memperhatikan pengorganisasian materi. Cek, apakah materi yang di tulis di dalam buku pelajaran di susun secara tersistematis? Atau sebaliknya. Buku yang tidak tersistemtis, akan mempengaruhi tingkat pemahaman peserta didik. Sudah jelas jika buku teks tidak disampaikan secara tepat, akan menimbulkan keambiguan dan kebingungan. Sebaliknya, semakin tersistematis, semakin mudah dipahami.

b. Pengorganisasian antar bab dan sub bab

Hal yang seringkali di abaikan ketika menulis buku adalah, tidak memperhatikan pengorganisasian penulisan kalimat. Dengan kata lain, penggunaan kalimat masih rancu. Sehingga ide pokok yang seharusnya disampaikan, tidak tersampaikan. Kesalahan fatal yang lain, isi materi di bab satu dengan sub bab juga tidak nyambung.

Jadi penting bagi penulis buku teks untuk memperhatikan keterkaitan antara bab satu dengan sub bab di bawahnya. Jadi buku teks dibuat saling berkesinambungan. Satu hal poin penting lain, sampaikan wawasan setiap baba tau sub bab yang Anda tulis. Agar peserta didik pun nantinya memiliki sudut pandang baru dan penguasaan ilmu baru juga.

Lantas, bagaimana jika bab satu dengan yang lain tidak saling terkait? Jika tidak ada keterkaitan antara bab, sub bab atau dari bab ke bab, itu sama saja menulis tanpa tujuan dan arah. Hasil akhirnya pun jelas tidak akan tercapai. Padahal kita tahu, menulis buku teks adalah mencapai tujuan dan capaian yang telah ditentukan. Yaitu mencapai standar kompetensi lulusan yang telah diinginkan.

c. Menyampaikan materi secara sistematis dan lebih logis

Hampir mirip dengan poin b di atas. Penulisan buku teks di tulis saling terhubung satu dengan yang lain. Tersistematis saja tidak cukup, tetapi juga harus logis. Kuncinya di sini, kelogisan. Materi yang tidak disampaikan secara logis, tentu akan membingungkan peserta didik dalam menangkap inti pesan yang ingin disampaikan.

d. Pengorganisasian latian dan diberi tugas

Aspek penyampaian buku teks yang terstandar adalah, di beri tugas atau latihan soal. Latihan atau tugas inilah yang dimaksudkan untuk melihat jangkauan dan tingkat pemahaman dari peserta didik. Terkait teknis penulisan latihan dan tugas, juga dibuat secara tersistematis. Bukan berarti asal-asalan.

3. Aspek Pengajaran

Aspek pengajaran ini lebih terfokus pada guru atau pendidik sebenarnya. Jadi bukan terfokus pada penulis buku teksnya. Tetapi penulis juga bisa memposisikan sebagai pengajar ketika menulis bukunya. Karena nantinya akan mempengaruhi tujuan kompetensi. Penulis yang bisa memahami dan memposisikan diri sebagai pendidik/guru atau dosen pasti dalam menuliskan materi lebih pas dan jelas, berlaku sebaliknya.

Sebenarnya di poin ini, penulis buku juga perlu menyampaikan panduan pembelajaran yang dapat digunakan. Agar tahu arah akhirnya akan seperti apa dan bagaimana. Nah, mengingat buku teks salah satu buku yang membosankan bagi peserta didik, maka butuh trik dan kejelian saat menulis. Jadi, sisipkan pengetahuan dan pengetahuan baru dan menarik, untuk menghilangkan rasa kebosanan.

4. Aspek Penggunaan Materi

Jenjang pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan dini, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Setiap jenejang menggunakan materi yang berbeda-beda. Tentunya, materi yang digunakan pun sesuai jenjangnya. Karena buku materi yang digunakan disesuaikan dengan jenjang, bukan berarti penulis buku teks menggunakan ilmu-ilmu lama.

toko buku online

Anda tetap selalu menyisipkan ilmu-ilmu terbaru, yang sifatnya up to date. Teori lama dan ilmu lama yang masih digunakan memamng perlu di masukan, namun ilmu yang terbaru dari penemuan-penemuan baru juga penting dimasukan. Jika hasil penemuan-penemuan baru tidak dimasukan, maka gaya berfikir regenerasi pun akan berfikir begitu-begitu saja. Padahal jaman semakin maju ke depan.

Buku teks yang terstandar dan baik, setidaknya mencakup Kompetensi dasar (KD) dan Standar komptensi (SK). Tentu saja juga harus sesuai dengan penyajian yang menarik, sesuai standar isi, ilustrasi menarik dan dan menggunakan bahasa yang baku dan tepat. Dengan cara demikian, setidaknya buku teks tersebut bisa optimal dan mencapai SKL atau standar kompetensi lulusan yang diinginkannya.

6 Rahasia Naskah Diterima Penerbit Buku

penerbit buku

Ingin menerbitkan buku, namun terkendala karena buku yang ditulis selalu ditolak penerbit buku. Padahal, untuk bisa menyelesaikan tulisan hingga selesai saja sudah memakan waktu yang super banyak. Butuh konsentrasi tinggi, harus membaca dan mencari buku-buku referensi yang lain, dan masih banyak lagi.

Berbicara naskah Anda di tolak, sebenarnya ada langkah untuk meminimalisir agar naskah di terima penerbit. Karena memang ada standar penilaian naskah yang masuk ke penerbit buku. Pada kesempatan kali ini, akan dibawas, alasan kenapa naskah Anda tidak diterima.

Naskah Diterima Penerbit Buku – Tema Menarik

Penerbit buku, berlaku untuk penerbit mayor dan indie lebih senang dengan naskah yang menarik. Jadi berawal dari tema yang menarik yang Anda ulas secara menarik, nantinya akan membantu untuk menciptakan sebuah trend. Naskah yang trend ini nantinya juga akan membantu penerbit buku lebih mudah menjual buku ke pasaran.

Hal penting yang diketahui oleh seorang penulis adalah, penerbit buku sebagai pelaku bisnis. Sebagai pelaku bisnis, tentu akan melihat peluang, potensi dan tentunya berorientasi pada keuntungan dari hasil penjualan buku yang Anda tulis. Jadi, penulis juga perlu membaca peluang. Karena bagaimanapun juga seorang penulis perlu meluluhkan selera penerbitnya terlebih dahulu.

Jadi, agar naskah bisa diterima, sejak awal memang hindari mindset tentang penerbit buku. Kalo penerbit buku itu bukan lembaga nirlama. Jadi tidak heran jika orientasinya adalah untung. Lantas, apa kaitan tema yang menarik bagi penerbit? Tentu saja, tema yang menarik dan tema yang dibutuhkan oleh masyarakat sudah pasti akan diburu.

Naskah Tidak Diterima Penerbit Buku – Genre Kurang Pas

Saat naskah anda ditolak penerbit, jangan buru-buru langsung sedih dan putus asa. Bisa jadi naskah di tolak karena tidak sesuai dengan genre dari pihak penerbit. Sekedar informasi, ternyata setiap penerbit satu dengan yang lain memiliki selera dan genrenya masing-masing. Misal, ada penerbit lebih senang genre fiksi, da nada juga penerbit yang mengutamakan genre nonfiksi.

Jika Anda sudah tahu bahwa setiap penerbit memiliki karakteristiknya sendiri, dalam menerbitkan buku. Maka tugas selanjutnya adalah, jeli dan selektif memilih penerbit. Pilihlah penerbit yang sesuai dengan karakter naskah yang Anda tulis. Jika buku Anda buku ajar, maka jangan kirimkan ke penerbit bergenre fiksi, tetapi bisa di terbitkan di penerbit buku deepublish.

Masalah lain kadang muncul, genre sudah sejalan dengan penerbit. Tapi masih di tolak juga? Jadi, saat mengirimkan naskah ke penerbit buku, juga perlu melihat faktor lain. Misal naskah anda adalah naskah non fiksi. Padahal kita tahu non fiksi itu ada banyak jenis. Ada buku motivasi, biografi dan buku pendidikan.

Jadi, pastikan Anda benar-benar mengetahui karakteristik jenis yang Anda tulis. Apakah nonfiksi jenis buku pengembangan diri, biografi atau buku pendidikan. Karena ada beberapa penerbit buku yang lebih tertarik dengan jenis-jenis buku tersebut.

Sebenarnya setiap penerbit yang beraliran genre fiksi misal, bisa saja sewaktu-waktu membuka juga naskah dengan genre nonfiksi. Intinya adalah, tergantung kita aktif bertanya selera penerbit. Memang tidak semua penerbit membuka diri memberi tahu jenis naskah yang dibuat. Tapi banyak juga penerbit yang terbuka.

Naskah Tidak Diterima Penerbit Buku – Tidak Sesuai Standar Minimal

Selain dua hal di atas, salah satu alasan buku Anda ditolak bisa jadi karena naskah Anda tidak memenuhi standar minimal. Jadi, setiap penulis memiliki standar minimal yang meliputi kelayakan logika cerita, standar penokohan, standar daya tarik naskah dan masih banyak lagi sebenarnya.

Misal standar umum yang penting, dan bagi penulis pemula sering diabaikan, yaitu ketentuan umum. Misal untuk buku nonfiksi, ada kriteria penulisan bagian isi, bagian akhir dan bagian awal. Semakin menarik, tentu akan menjadi daya tarik. Berlaku sebaliknya.

penerbit novel

Adapun ketentuan khusus dalam penulisan buku, yaitu terkait tentang teknik penerbitan. Misal terkait ukuran kanan kiri, penggunaan huruf, jenis kertas, hingga mengatur ukuran margin. Nah, khusus penulisan yang dikirimkan ke penerbit mayor, biasanya mereka memiliki standar penilaian sendiri. Misal menggunakan bahasa yang enak dipahami.

Naskah Diterima Penerbit Buku – Hindari Kesalahan Menulis

Setiap penerbit buku memiliki tim editor dan tim penyeleksi naskah. Khkusus tim penyeleksi naskah, maka bertugas untuk memilih naskah yang masuk. Mungkin ada beberapa kesalahan saja, bisa jadi naskah Anda tidak masuk seleksi awal tim penyeleksi.

Kesalahan menulis memang tampak sepele, tapi bagi seorang editor buku, sangat menganggu, dan menghambat kerja editor. Jadi, demi menjaga reputasi dan relasi dengan penerbit buku agar tetap mau bekerjasama dengan kita, cukup hindari kesalahan penulisan.

Kesalahan penulisan sebenarnya tidak hanya berlaku untuk kesalahan titik koma saja. Termasuk kesalahan dalam menulis istilah. Kesalahan yang sering dialami namun tidak di sadari, penulisan kalimat yang kurang pas. Jadi maksud penulis kadang kurang singkron. Khusus kesalahan penulisan penyusunan kalimat, yang bisa memberi dampak bahaya bagi pembaca. Karena ditakutkan membuat pembaca salah mengartikan.

Naskah Diterima Penerbit Buku – Pertahatikan Cara Penyajian Naskah

Ketika Anda melihat naskah atau buku yang secara layout dan secara penyajian kurang rapid an menarik, apa yang anda rasakan? Bisa saja anda bosan, bisa juga Anda merasa tidak mood menulis. Oleh karena itu, tidak ada salahnya, sejak Awal Anda memperhatikan penyajian naskah Anda.

Jika tidak tahu cara melayout atau semacamnya, minimal Anda bisa mengemas naskah dengan tampilan yang lebih rapi dan mudah di baca. Untuk tahap awal, seleksi yang pertama selain karena bagian satu dan lain berkesinambungan. Karena naskah Anda rapi. Barulah masuk tahap selanjutnya, Anda dituntut untuk mempercantik buku.

Ketika naskah sudah diterima, akan di proses oleh tim dan di sinilah proses pembuatan cover yang menarik juga dilakukan. Jadi dibuat menggunakan warna warni, gambar dan masih banyak hal lain yang bisa Anda kembangkan.

Naskah Diterima Penerbit Buku – Penggunaan Bahasa Sederhana

Saat menulis dan mengembangkan buku Anda, pastikan untuk menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Tidak sekedar asal menulis dan menyusun kalimat. Sebenarnya saat menulis tidak selalu dan tidak melulu menulis menggunakan bahasa yang terlalu tinggi.

Untuk apa menulis menggunakan bahasa yang terlalu tinggi. Tapi dampaknya justru banyak pembaca yang tidak bisa paham sama sekali. Padahal tujuan diterbitkannya sebuah buku adalah memberikan pemahaman kepada calon pembaca. Jika perlu menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sekalipun tidak ilmiah, sebenarnya sah-sah saja.

buku online

Terkait gaya bahasa atau penyampaian, gunakan gaya tulisan yang santai dan berkaitan satu sama lain. Bahasa juga perlu disesuaikan dengan segmentasi pasar yang Anda inginkan. Sebagai contoh, buku ajar tentang ilmu programmer, maka buku disusun berdasarkan dan disesuaikan dengan selera dan sesuai dengan mahasiswa jurusan programmer. Jika buku ajar tentang koding, di sampaikan menggunakan istilah-istilah kedokteran, tentu tidak nyambung, terkesan memaksakan.

Itulah beberapa alasan buku di tolak oleh penerbit buku. Dari paparan di atas, apakah Anda masih binggung kenapa naskah Anda di tolak. Nah, setelah melihat tips di atas, setidaknya membantu Anda lebih selektif memilih penerbit, dan tetap optimis. Ingat, naskah yang ditolak penerbit buku bukan karena naskah Anda jelek, tetapi karena memang tidak sesuai dengan genre mereka.

Satu catatan tambahan, setiap hendak mengirimkan naskah ke penerbit buku, untuk melihat karakteristik penerbit. Lihat apakah penerbit lebih suka menerbitkan buku secara softfile, hardfile atau cukup bisa mengajukan outline proposal. Karena setiap penerbit memiliki karakter sendiri-sendiri. Jangan sampai salah kirim. Anda mengirim file hardcopy, ternyata penerbit tersebu hanya menerima file naskah softfile.

Pastikan pula, Anda sebagai penulis harus memiliki naskah asli. Agar ketika pihak penerbit kehilangan file naskah Anda, Anda bisa mengirimkan kembali naskah yang Anda tulis. Nah, dari sini, semoga banyak membantu Anda mengirimkan naskah ke penerbit buku. Selamat mencoba menulis dan pantang menyerah. Jika ingin menerbitkan buku lebih cepat dan pasti terbit, Anda bisa menerbitkan buku di penerbit Deepublish.

Dosen dan Peneliti Harus Menulis Jurnal Internasional

Anda ingin menjadi seorang dosen? Konon katannya, sekarang syarat menjadi dosen tidaklah mudah. Kenapa? Alasannya sebenarnya klasik, karena syaratnya pun juga lebih ribet, dibandingkan masa dulu. Anda harus mampu menulis artikel pada jurnal Internasional.

Dulu menjadi dosen lulusan S1 mungkin masih bisa, sekarang pendidikan minimal harus S2 atau setingkat magister. Bahkan, tidak hanya mampu menulis artikel pada jurnal internasional, ternyata setidaknya juga harus memiliki Jenjang Kepangkatan Akademik (JJA) dan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN).

Melihat sekilas ulasan di atas, setidaknya ada gambaran ketika Anda ingin menjadi dosen. Nah, pada kesempatan kali ini akan lebih memfokuskan pada cara menulis artikel pada jurnal internasional, khususnya bagi Anda yang ingin menjadi dosen. Mengingat, untuk saat ini profesi dosen tidak hanya mengajar saja, tetapi juga melakukan penelitian.

Cara Menulis Artikel pada Jurnal Internasional – Peran Dosen Dalam Jurnal Penelitian

Tidak dapat dipungikiri bahwa menulis artikel pada jurnal internasional memang susah. Umumnya, sebelum masuk ke ranah jurnal internasional, dosen menulis jurnal untuk jenjang nasional terlebih dahulu. Apakah ada peranan dosen dalam penelitian jurnal? Peranan dosen sebagai key person yang potensial melakukan perubahan.

Jalur perubahan yang bisa dilakukan oleh seorang dosen adalah jalur untuk mengubah mahasiswa. Mengingat mahasiswa digadang-gadang sebagai penerus serta regenerasi untuk mengubah bangsa. Karena bangsa yang besar ditentukan oleh regenerasi saat ini. Semakin baik dosen menstransformasi Ilmu, dan mampu membawa perubahan kepada mahasiswa, maka semakin bagus pula ke depannya untuk pendidikan Indonesia.

jurnal internasional

Dosen saat ini, ketika jaman berkembang pesat dan pergaulan semakin maju, namun tidak menjamin moral maju. Maka, peranan seorang dosen yang professional adalah tetap membangun moral peserta didik. Tidak hanya memperluas moral, tetapi juga memberikan pengembangan dan memperluas ilmu pengetahuan. Bisa ilmu pengetahuan di bidang teknologi, seni dsb.

Seorang dosen tidak hanya berperan untuk peserta didik, tetapi juga memiliki peran untuk mengubah masyarakat. Salah satu bentuk mengubah masyarakat lewat tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi penelitian, pengajaran dan pengabdian masyarakat.

Cara Menulis Artikel pada Jurnal Internasional – Apa Keuntungan Menulis Jurnal Internasional untuk Dosen

Keuntungan dosen yang melakukan penelitian jurnal internasional maupun nasional, atau menulis artikel ilmiah adalah, dosen akan memperoleh pendanaan dari pemerintah. Setiap periode tertentu, pemerintah mengadakan hibah atau pendanaan untuk jurnal penelitian, ada juga pendanaan yang diperuntukan untuk penulisan buku pendidikan.

Karena penulisan ini di danai menggunakan uang Negara, maka tidak heran jika selama proses selalu dipantau dan dilaporkan. Jadi, aka nada lembaga pendidikan tinggi secara berkala dan terus menerus yang akan melakukan bimbingan. Pembimbing umumnya ditunjuk langsung oleh pemerintah, pemerintah dalam hal ini adalah Ristekdikti. Dimana Ristekdikti menunjuk Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah.

Cara Menulis Artikel pada Jurnal Internasional – Strategi Menembus Jurnal Internasional Bereputasi

Adapun strategi yang harus dikuasai atau dipersiapkan oleh peserta didik. Memang bisa menembus jurnal internasional bereputasi itu tidaklah mudah. Ada tahapan dan persyaratan yang harus diperhatikan. Apa saja dan bagaimana? Berikut strategi menembus jurnal.

  1. Menyiapkan bahan
    Strategi menulis artikel pada jurnal internasional yang paling utama dan pertama adalah, menyiapkan bahan. Pilih bahan apa saja yang hendak dan akan diteliti. Jika binggung, kumpulkan sebanyak mungkin bahan, meskipun tidak semua bahan digunakan. Namun tidak ada salahnya untuk mengumpulkan saja.
  2. Menyusun draft tulisan
    Setelah semua bahan sudah dikumpulkan dan sudah lengkap, langkah selanjutnya adalah menyusun draft tulisan. Buatlah draft selengkap mungkin. Fungsi dan tujuannya agar jelas. Ini juga memudahkan Anda sebagai peneliti melakukan penelitian lebih lanjut.
  3. Memilih jurnal bereputasi yang seseuai dan sejalan
    Hal penting apa saja sih yang diperhatikan saat menulis artikel pada jurnal internasional? Tentu selektif atau pemilih agar sesuai dengan hasil penelitian secara tepat dan tepat sasaran.
  4. Memantau Web dari Jurnal penyelenggara
    Cara lain yang tidak kalah penting juga adalah, selalu cek web penyelenggara jurnal penelitian. Ikuti dan pelajari petunjuk atau aturan main jurnal yang dibutuhkan. Usahakan untuk menyesuaikan sesuai dengan aturan tersebut. Karena itu nanti juga akan mempengaruhi penilaian akhirnya.
  5. Perhatikan format penulisan untuk penulis
    Khusus untuk dosen atau penulis atau pelaku peneliti, pastikan untuk memperhatikan format penulisannya. Jadi penting sekali menulis author guidelines atau format jurnal yang dituju itu juga sangat penting.
  6. Menggunakan Gramatikal
    Karena jurnal internasional, maka saat menulis laporan menggunakan gramatikal bahasa inggris yang tepat. Karena seleksi jurnal internasional lebih ketat dibandingkan mengajukan jurnal Nasional. Jika merasa kesulitan, tidak ada salahnya menggunakan jasa translate bahasa inggris, itupun Anda benar-benar harus memilih penerjemah yang ekspert.
  7. Melihat proses Submit
    Rahasia bisa menembus jurnal internasional adalah, melihat proses submite jurnal. Pastikan Anda mengikuti petunjuk yang diinginkan. Agar tidak ada data atau input data yang tercecer.
  8. Screening
    Setelah penelitian Anda masuk, maka jurnal yang Anda tulis akan dilakukan screening. Di tahap inilah jurnal Anda akan di respons dan di review oleh associate editor.
  9. Lakukan Revisi Jika lolos langkah seleksi
    Jika jurnal yang Anda input lolos, Anda akan diberitahu oleh tim sana. Di tahap inilah jika ada yang direvisi, Anda akan merevisi dan kembali mensubmit. Pastikan mengirimkan revisi tidak terlambat dari tenggat waktu.
perpustakaan nasional

Itulah kesepuluh strategi menembus jurnal internasional bereputasi. Jika Anda masih merasa kesulitan, tidak ada salahnya Anda pun melakukan kajian atau membaca dari sumber referensi. Jika semakin banyak referensi justru membuat semakin ragu memulai, maka Anda bisa langsung praktek. Karena langsung praktek salah satu rahasia lebih banyak bertindak daripada berwacana.

Cara Menulis Artikel pada Jurnal Internasional – Bongkar Cara Menulis Jurnal yang Tepat

Anda barangkali sudah melakukan penelitian, namun tidak pernah lolos? Apa penyebab Anda tidak lolos. Barangkali Anda tidak menggunakan cara berikut. Sebagai berikut.

  1. Penulisan Judul Jurnal
    Penulisan judul pada jurnal internasional yang benar, judul harusnya mampu menyampaikan masalah atau metode yang digunakan. Tidak sekedar itu saja, tetapi juga menyinggung hasil kerja. Secara eksplisit, judul juga memiliki unsur motivasi.
  2. Perhatikan Penulisan Abstrak
    Anda merasa binggung ingin membuat abstrak? Ada unsur penting yang ditulis pada abstrak. Jadi Anda wajib menampilkan dan memaparkan area penelitian, menyinggung masalah, solusi penelitian dan menyinggung terkait desain, kerangka, model ataupun arsitektur penelitian yang Anda gunakan.
  3. Penulisan Pendahuluan
    Pendahuluan di tulis untuk memaparkan masalah utama serta menerapkan metode sekaligus identifikasi pertanyaan penelitian. Anda juga bisa menuliskan alur penelitian di poin pendahuluan. Agar lebih enak ditangkap, maka tidak ada salahnya jika menulis pendahuluan dari yang umum ke detail, atau sebaliknya dari bawah ke atas.
  4. Tinjauan Literatur
    Ingin Jurnal Internasional Anda lolos? Anda bisa merapikan di bab tinjauan literature. Di bab tinjauan literature, bisa Anda menuliskan variabel-variabel penelitian. Tidak ada salahnya untuk menyantumkan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Jika Anda ingin menuliskan kontribusi Anda sebagai peneliti juga tidak ada salahnya.
  5. Metode Penelitian
    Perhatikan metode penelitian yang Anda gunakan. Metode penelitian inilah yang sebenarnya menjadi dasar untuk menjawab maalah yang di paparkan di pendahuluan. Di bab inilah, kita juga perlu menuliskan model konseptual atau model hipotesis, jika perlu kita juga bisa menyertakan contoh.
  6. Memaparkan Hasil
    Jurnal internasional dibagian hasil dan diskusi dapat diisi dengan keterkaitan atau hubungan antar variabel yang digunakan untuk penelitian. Di bab di atas, ada hipotesis, maka bab inilah, hipotesis bisa dijelaskan menggunakan pembenaran. Tentunya, pembenaran dari hasil temuan penelitian Anda. Tentu saja menggunakan alasan dan dasar yang benar jika ingin membuat pembenaran.
  7. Kesimpulan
    Sub bab selanjutnya adalah penulisan kesimpulan. Meskipun hasil yang di paparkan adalah hasil akhir, namun dari segi penyampaian tetap ada batasan. Prinsipnya, penulisan kesimpulan menggambarkan deskripsi singkat. Informasi yang di paparkan pun juga dipaparkan seobjektif mungkin. Jangan lupa, untuk menampilkan hasil penelitian yang sifatnya terbaru, serta kontribusi hasil penelitian tersebut untuk bidang ilmu yang Anda teliti.

Itulah poin-poin penting menulis artikel jurnal Internasional. Semoga dengan paparan di atas memudahkan Anda. Khususnya Anda yang ingin menjadi dosen, dan harus bisa menguasai bagaimana membuat jurnal Internasional yang bereputasi. Artikel ini juga cocok untuk Anda yang sedang sibuk mempersiapkan melakukan penelitian jurnal Internasional. Apapun, semoga bermanfaat, dan salam literasi.